Cari Blog Ini

Rabu, 13 Oktober 2010

ANALISI PENGARUH TAHUN BARU
TERHADAP PEMINTAAN DAN PENAWARAN KEMBANG API
DI DENPASAR – BALI



MAKALAH



Diajukan untuk memenuhi
Salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro


H. Nia Gania Karyana, Drs., M.SI









Dsusun oleh:
BEBEN SAEPULOH

KEUANGAN DAN PERBAKAN D3



SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YASA ANGGANA GARUT
PRODI 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepadi kita rahmat dan segala nikmatnya, syalawat serta salam mari kita limpahcurahkan kepada nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW.
Dalam kesempatan ini saya selaku mahasiswa STIE Yasa Anggana Garut ingin mengucapkan terimakasih sebanyak – banyaknya kepada bapak H. Nia Gania Karyana, Drs., M.SI selaku Pemberi materi di bidang Pengatar Ilmu Ekonomi Mikro karna telah senantiasa membimbing dan membina saya selaku mahasiswa untuk menjadi seorang yang bertanggung jawab terhadap tugas.
Dalam makalah ini saya akan mencoba membahas dan menganalisis tentang “Pengaruh Tahun Baru Terhadap Permintaan Dan Penawaran Kembang Api Di Denpasar Bali” semoga dalam makalah ini kita bisa mendapatkan ilmu dan manfa’atnya. Amin








DAFTAR ISI
Kata Pengantar ……………………………………………………………………1
Daftar Isi ………………………………………………………………………….2
1. Latar Belakang …………………………………………………………………3
2. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………….4
3. Landasan Teori …………………………………………………………………5
3.1 Definisi Permintaan dan penawaran……………………………………...….5
3.2 Hukum Pemintaan dan Penawaran …………………………………………5
3.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan……………………6
3.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran …………….6
3.5 Pengaruh kembang api terhadap tahun baru di Denpasar …………...7
4. Pembahasan …………………………………………………………………….8
5. Kesimpulan …………………………………………………………………….9
6. Saran …………………………………………………………………………..10
7. Penutup ………………………………………………………………………..11
8. Referensi ……………………………………………………………………...12

PENGARUH TAHUN BARU
TERHADAP PEMINTAAN DAN PENAWARAN KEMBANG API
DI DENPASAR BALI

1. Latar Belakang
Penawaran dan permintaan kembang api di tahun baru sudah menjadi hal yang biasa untuk dimeriahkan. Bahkan di denpasar mengadakan sebuah pesta kembang api untuk menyambut datangnya tahun baru.
Gelarpesta kembang api ini merupakan hal yang universal. Di kotadenpasar,pesta kembang api ini menyambut tahun baru merupakan hal rutin tiap tahun sejak lama. Pesta kembang ini api biasanya menjadi highlight atau klimaks penutup suatu acara tahun baru.
Berdasakan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul ”Pengaruh Tahun Baru Terhadap Permintaan Dan Penawaran Kembang Api Di Denpasar Bali”

Cikajang, 09 Oktober 2010
Penulis,


Beben Saepuloh

2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan makalah ini yaitu memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagi:
1. Untuk mengetahui tingkat konsumen terhadap permintaan Kembang Api di Kota Denpasar.
2. Untuk mengetahui kelebihan symbol dari Kembang Api terhadap Tahun Baru di Denpasar.
3. Untuk mengetahui dampak negatif dari Kembang Api terhadap Tahun Baru di Denpasar.


3. Landasan Teori
3.1 Definisi Permintaan dan penawaran
Permintan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu.
Penawaran(Supply)
Penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu pasar tertentu, pada periode tertentu, dan pada tingkat harga tertentu.
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga. Model ini sangat penting untuk melakukan analisis ekonomi mikro terhadap perilaku para pembeli dan penjual, serta interaksi meraka di pasar. Ia juga di jadikan tolak ukur dari berbagai model dan teori lainya. Teori ini memperkirakan bahwa dalam satu pasar yang konpetitif, harga akan menjadi penyeimbang di pasaran antara kualitas yang di minta oleh konsumen dan kualitas yang di tawarakan produsen. Hingga akan terciptalah keseimbangan antara harga dan kualitas suatu barang tersebut. Model ini mengakomodasi kemunkinan adanya faktor-faktor yang dapat mengubah keseimbangan,yang kemudian akan di tampilkan dalam bentuk terjadinya pergeseran dari permintaan atau penawaran.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permintaan merupakan sejumlah barang yang di beli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
3.2 Hukum Pemintaan dan Penawaran
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
“Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan berbanding terbalik yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan menurun dan sebaliknya apabila harga turun jumlah barang meningkat.”
Jika semua subsidi diabaikan ( ceteris paribus ) jika harga semakin murah maka permintaan atau pembelian akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin murah maka penawaran semakin sedikit dan sebaliknya.
Akibat dari itu semua ingin mencari kepuasan ( keuntungan ) yang sebesar besarnya. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli akan membeli sedikit karna uang yang dimilki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau di produksi agar keuntungan yang di dapat semakin besar. Harga barang yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
3.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan
"Ketika kita berbicara tentang permintaan," tulis Robert Heilbroner dan Lester Thurow Ekonomi Dijelaskan, "kebanyakan orang berpikir kata itu hanya berarti volume tertentu pengeluaran, seperti ketika kita mengatakan bahwa permintaan untuk mobil telah jatuh mati atau permintaan untuk emas tinggi. Tapi bukan itu yang ekonom ada dalam pikiran ketika ia mendefinisikan kebutuhan sebagai bagian dari penjelasannya pasar. Permintaan berarti tidak hanya berapa banyak kita belanja untuk item tertentu, tapi berapa banyak kita belanja untuk item bahwa pada harga , dan berapa banyak kita akan menghabiskan jika harga berubah. "
1. Perilaku konsumen atau selera konsumen.
2. Pendapatan atau penghasilan konsumen.
3. Perkiraan harga barang.
4. Banyaknya permintaan konsumen
3.4 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat penawaran
1. Biaya produksi dan kreativitas yang digunakan.
2. Tujuan perusahan.
3. Tujuan pemasaran.
4. Ketersedian bahan baku.
5. Prediksi atau perkiraan harga barang di pasaran



3.5 Pengaruh kembang api terhadap tahun baru di Denpasar
Gelar pesta kembang api untuk menyambut tahun baru merupakan hal yang universal. Di berbagai kota besar dunia seperti Paris, London, Jerman, Sydney, Brisbane, pesta kembang api menyambut tahun baru merupakan hal rutin tiap tahun sejak lama. Pesta kembang api juga digelar untuk perayaan hari nasional atau festival-festival penting lainnya menyambut ulang tahun kota.
Pembukaan pesta olah raga Olimpiade juga senantiasa dimeriahkan pesta kembang api. Pesta kembang api biasanya menjadi highlight atau klimaks penutup suatu acara pembukaan festival. Ledakan bunga api bisa menyerap dan mengikat emosi publik untuk mengekspresikan dukungannya terhadap festival atau perayaan.

Pesta kembang api biasanya dilaksanakan dengan durasi relatif pendek, biasanya hanya 30 menit. Pelaksanaannya diatur dengan irama pembukaan dan klimaks sedemikian rupa sehingga pentas kembang api itu mampu menampilkan suasana dan estetika memikat, tidak berlebihan. Pentas berhenti pada saat tertentu sehingga menyenangkan.
Pelaksanaan pesta dengan durasi 30 menit tidak hanya untuk kepentingan estetika dan mencegah kebosanan, tetapi juga dapat menghemat biaya.


4. Pembahasan
PESTA kembang api malam tahun baru 2010 di Denpasar dan sekitarnya agak berlebihan. Jedar-jedur petasan dan kembang api bersahut-sahutan. Asap mengepul, kota bising, suaranya memekakkan telinga. Mengomentari suara ledakan-ledakan seperti itu, ada pengguna fesbuk menyebutkan suasana Denpasar seperti perang di Sarajevo. Yang lain prihatin dan mengatakan bahwa ledakan beruntun berkepanjangan juga bisa membuat takut marga satwa burung, ayam, anjing, tupai, dan serangga.
Ingar-bingar pesta kembang api yang menandai perayaan penyambutan datangnya tahun baru merupakan sebuah tradisi yang perlu dikontrol demi keamanan dan mencegah pemborosan.

Harga kembang api dengan sumbu ledak tidaklah murah. Panjangnya durasi pesta kembang berarti banyak kembang api yang dibakar, dan ini identik dengan banyaknya uang yang dikeluarkan. Ada yang nyeletuk, mungkin ada puluhan bahkan ratusan juta rupiah total uang rakyat digunakan untuk membeli kembang api dan petasan.

Pesta kembang api biasanya dilaksanakan dengan durasi relatif pendek, biasanya hanya 30 menit. Pelaksanaannya diatur dengan irama pembukaan dan klimaks sedemikian rupa sehingga pentas kembang api itu mampu menampilkan suasana dan estetika memikat, tidak berlebihan. Pentas berhenti pada saat tertentu sehingga menyenangkan. Pelaksanaan pesta dengan durasi 30 menit tidak hanya untuk kepentingan estetika dan mencegah kebosanan, tetapi juga dapat menghemat biaya.

Pesta kembang api juga dilaksanakan dengan konsep estetika yang jelas sehingga pesta itu tidak sekadar hiburan dan arena mengumpulkan publik untuk sebuah perayaan tetapi juga pertunjukan pencapaian keindahan.

Pesta kembang api di Denpasar, Sanur, Kuta dan sekitarnya pada malam tahun baru 2010 benar-benar ingar bingar dan berkepanjangan. Tidak ada kontrol, jauh dari ekspresi keindahan.

Jedar-jedur kembang api sudah terasa dua hari sebelum tahun baru tiba, di berbagai tempat, di tengah perumahan, di gang, di tepi jalan. Tidak ada yang berusaha menertibkan padahal itu sangat menganggu. Semua itu memang dilaksanakan dalam suasana pesta akhir tahun, tetapi melakukan secara sembarangan sama dengan mengganggu ketertiban umum. Beberapa ledakan terus terdengar beberapa hari setelah Tahun Baru.

Festival ini juga memprihatinkan dari pesta kembang api di Denpasar dan sekitarnya adalah durasi pelaksanaannya yang begitu panjang. Bukannya kebisingan yang menjadi soal, tetapi juga banyaknya uang yang mesti terbakar. Karena, yang main kembang api ini anggota masyarakat berarti uang yang dibakar saat pesta pergantian tahun adalah uang rakyat, kebanyakan kelas bawah.
Kita tahu, pesta tahun baru merupakan pestanya rakyat dan oleh karena itu ada yang menganggap rakyatlah yang mesti mengeluarkan uang untuk itu. Tetapi, banyak juga orang berpikir kasihan rakyat kalau harus dibiarkan menghabiskan uangnya berjuta-juta atas nama perayaan pergantian tahun.

Di Barat, negeri yang lebih makmur dan rakyatnya lebih kaya, biaya pesta kembang api tahun baru ditanggung pemerintah. Rakyat tinggal menikmati apa yang disuguhkan pemerintah. Kalau mau membeli terompet silakan tetapi yang jelas mereka tidak menanggung biaya pesta kembang api.
Kalau pemerintah jadi pelaksana, tentu saja kegiatannya bisa lebih dikontrol, mulai dengan pemilihan tempat pesta dipusatkan dan berapa lama durasi pesta kembang api pantas dilaksanakan. Dengan mengerahkan petugas operator kembang api yang profesional, pesta bisa dijamin berjalan lebih aman.

5. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Satu buah kembang api itu tidaklah murah untuk kalangan rakyat di Denpasar, sebab untuk merayakan tahun baru biaya kembang api tidak ditanggung oleh pemerintah, kembang api ini di tanggung oleh rakyat.
2. Ternyata setelah saya amati Perayan Kembang Api adalah sebagai symbol menyambut datangnya Tahun Baru, akan tetapi di kota Denpasar ini symbol ini tidak di terapkan, karna peluncuran kembang api ini tidak tepat di mainkan pada malam tahun baru, melainkan dimainkan 2 hari sebelum tahun baru datang.
3. Dan setelah saya baca pembahasan di atas perayaan kembang api terhadap tahun baru di denpasar, masih sekali kurang dibandingkan perayaan – perayaan kembang api di Negara lain. Di kota denpasar perayaan ini sangat berlebihan, sehingga banyaknya uang yang terbakar dan uang tersebut di perolah dari rakyat, tidak seperti di Kota lain biaya di tanggung oleh pemerintah. Selain itu akibat perayaan berlebihan menyebabkan suara ledakan kembang api di denpasar ini membuat takut marga satwa burung, ayam, anjing, tupai dan serangga.


6. Saran
Menurut saya perlu dikontrol Pesta kembang api tentulah baik digelar dalam menyambut pesta tahun baru karena ini adalah hari istimewa bagi semua orang. Siapa pun senang menontonnya, tetapi pelaksanaannya mesti dikontrol. Sebaiknya pemerintah mengambil alih pelaksanaan pesta kembang api seperti di Barat dengan memikul biaya dan menanganinya secara professional.

Pesta kembang api jangan sampai berkepanjangan/berlebihan. Laksanakan setengah jam menjelang pergantian tahun pukul 00.00. Pelaksanaannya cukup 30 menit, agar tidak menimbulkan kebisingan yang berlarut. Pelaksanaan pesta yang pendek berarti mengurangi pengeluaran uang .

Kalau pelaksanaan pesta kembang api dibiarkan liar seperti di denpasar, kegiatan pentas lain akan terganggu. Suara ledakan akan menganggu pentas teater, legong, dan hiburan lainnya yang dilaksanakan untuk perayaan tahun baru juga. Sebaliknya, kalau pesta kembang api bisa difokuskan 30 menit menjelang pergantian tahun, hiburan seni pertunjukan lainnya akan berlangsung dengan baik, membuat perayaan tahun baru semarak dan penuh kreativitas.

untuk itu saya sarankan untuk perayan kembang api di denpasar menyambut tahun baru yang akan datang nanti, cobalah untuk di control sedemikian rupa, supaya tidak seperti tahun kemarin yang menggangu ketenangan masyarakat.



PENUTUP
Alhamdulillah, atas ridho Allah SWT. telah selesailah makalah yang berjudul ”Pengaruh Tahun Baru Terhadap Permintaan Dan Penawaran Kembang Api Di Denpasar Bali” ini saya buat dengan kesungguhan dan keseriusan yang tinggi. Ini adalah makalah terbaik saya, walaupun saya sadar makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Semoga dibuatnya makalah ini bisa bermanfaat bagi kita, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Dan semoga dalam makalah ini kita bisa mengambil hikmahnya. Amin
Mohon maaf penulis sampaikan apabila ada kekurangan dalam makalah ini.


Cikajang, 09 Oktober 2010
Penulis,



Beben Saepuloh


7. Referensi
http://www.cybertokoh.com/index.php?option=com_content&task=view&id=339&Itemid=61